Indonesia
terdiri dari banyak suku bangsa yang memiliki tradisi, adat dan budaya masing-masing. Salah
satunya adalah senjata tradisional. Berikut adalah 10 senjata tradisional atau
senjata adat yang paling terkenal dan populer di Indonesia
Badik dari
Sulawesi
Badik adalah
senjata khas dari suku bugis dan Makassar, Sulawesi selatan. Badik bersisi tajam
tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah meter. Ada banyak
variasi dari Badik, tiap suku atau wilayah mempunyai cirri khas masing-masing.
Badik sebagai senjata juga dianggap memiliki nilai mistis, atau kekuatan ghaib.
Saat ini badik lebih banyak menjadi barang koleksi yang bernilai tinggi.
Kerambit /
Kurambik dari Sumatera
Karambit, Kerambit,
atau Kurambik adalah sejata khas sumatera yang menyerupai cakar. Senjata ini
pernah muncul di film The Raid dan menjadi terkenal karenanya. Senjata ini
sering digunakan oleh pesilat harimau, aliran pencak silat khas Minang. Salah
satu kelebihan Kerambit adalah bentuknya yang kecil sehingga mudah dibawa atau
disembunyikan. Meskipun kecil, senjata ini sangat berbahaya ditangan ahlinya,
karena fungsi utamanya adalah memutus urat / merobek badan lawan tanpa
terdeteksi.
Sumpit dari
Kalimantan
Sumpit merupakan senjata tradisional yang berbentuk pipa panjang dan di dalamnya disisipkan
panah kecil untuk dilontarkan dengan bantuan angin dari tiupan mulut. Bagi
masyarakat Dayak Kalimantan, selain mandau, sumpit merupakan senjata yang selalu
dibawa saat mereka pergi berburu di hutan. Sumpit
berukuran 1 sampai 3 meter. Bilah sumpit terbuat dari pohon pelawi, sementara
anak panah yang dilontarkan (disebut damek) terbuat dari bambu yang dibuat
lebar pada bagian pangkalnya. Bentuk ini didesain untuk memudahkan anak panah
meluncur saat dilontarkan.
Selain
digunakan sebagai senjata dalam berburu, Sumpit juga menjadi simbol perlawanan
masyarakat Kalimantan terhadap penjajahan Belanda.Konon, pada masa
penjajahan, tentara Belanda lebih takut terhadap sumpit ketimbang senjata api.
Selain karena dioperasikan secara diam-diam dan tanpa mengeluarkan bunyi,
masyarakat Dayak juga melumuri anak panah dengan racun. Racun tersebut diambil
dari ramuan getah pohon yang diambil dari hutan. Menurut pengakuan beberapa
tetua adat Dayak, belum ada penawar yang bisa mengobati racun yang ada pada
anak panah sumpit.
Parang dari
Maluku
Parang adalah
senjata khas dari Maluku. Bentuknya relatif
sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat potong atau alat
tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang juga
digunakan untuk pertanian.
Pada
zaman penjajahan, masyarakat Maluku menggunakan senjata tradisional ini sebagai
alat untuk melawan penjajah. Senjata ini disebut dengan parang salawaki oleh
masyarakat setempat. Namun, kebanyakan menyebutnya dengan kata yang lebih
singkat yaitu parang.
Parang
adalah senjata yang di pegang oleh Kapitan Pattimura (Thomas matulessy) pada gambar
yang kita temukan di lembaran uang 1000 rupiah.
Mandau dari
Kalimantan
Mandau adalah
senjata tradisional khas suku dayak di Kalimantan. Lebih dari sekadar senjata, masyarakat Suku Dayak percaya di
dalam mandau bersemayam roh nenek moyang mereka. Mandau juga sangat
kental dengan budaya mistis, bahwa Mandau
mempunyai kekautan gaib dan kesaktian. Secara anatomi, mandau terdiri
dari dua bagian: bilah dan sarung (yang disebut kumpang). Mandau yang asli terbuat dari batu gunung yang mengandung
besi. Sama halnya seperti keris di Jawa, mandau tidak dibuat oleh sembarang
orang. Mandau dibuat oleh seorang pandai besi yang juga mampu “mengisi” mandau
dengan roh nenek moyang sehingga bisa menambah kekuatan bagi yang memilikinya.
Sementara, kumpang terbuat dari kayu yang dilapisi tanduk rusa. Kumpang biasanya dihiasai oleh berbagai ukiran. Ukiran ini
konon dipercaya mampu mengusir binatang buas yang coba mendekat.
Golok dari Betawi
Golok adalah
senjata khas daerah dan suku Betawi, meskipun banyak yang mengatakan asalnya dari kebudayaan
Melayu. Senjata
Golok lebih identik dengan tokoh Si Pitung yang berasal dari Betawi. Sejak
zaman penjajah, Si Pitung menggunakan senjata Golok tersebut ketika perang
melawan penjajah Belanda.Hingga sekarang, Golok masih digunakan sebagai alat
untuk bela diri. Umumnya, orang Betawi asli masih menyimpan Golok di dalam
rumahnya.
Kujang dari
Sunda
Kujang adalah senjata tradisional
khas dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat
sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor,
panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram. Ada
berbagai macam bentuk dan ukuran Kujang sesuai peruntukannya
Awalnya
Kujang digunakan untuk bertani, tetapi kemudian dibuat Kujang pusaka yang
dianggap memiliki kekuatas mistis. Saat ini kujang lebih banyak digunakan
sebagai koleksi
Rencong dari
Aceh
Rencong adalah
senjata tradisional milik rakyat Aceh yang merupakan simbol identitas,
keberanian, dan ketahanan suku Aceh. Rencong adalah senjata tradisional yang
mulai digunakan pada zaman Kesultanan Aceh, yaitu sejak masa pemerintahan
Sultan Ali Mughayat Syah (Sultan Pertama Aceh). Rencong ini selalu ada dan
terselip di pinggang Sultan Aceh dan Ulee Balang. Masyarakat juga menggunakan
Rencong sebagai senjata bela diri. Rencong yang dipakai sultan dan kaum bangsawan biasanya terbuat dari emas dan sarungnya terbuat dari gading.
Sedangkan rencong yang digunakan oleh orang biasa terbuat dari kuningan atau
besi putih, dan sarungnya terbuat dari kayu atau tanduk kerbau.
Clurit dari
Madura
Sabit, arit, atau celurit adalah alat pertanian berupa pisau melengkung menyerupai bulan sabit. Meskipun bentuknya sama, secara bahasa arit dan sabit cenderung merujuk pada alat pertanian, sedangkan celurit pada senjata tajam. Clurit adalah senjata tradisional khas Madura, yang terkenal sebagai alat untuk Carok atau duel maut.
Mesikpun secara umum clurit bentuknya melengung seperti bulan sabit, tetapi banyak juga celurit yang bentuknya lebih memanjang menyerupai golok.
Keris dari Jawa
Keris adalah
senjata tradisional khas Jawa, meskipun keris juga bisa kita temukan di
berbagai daerah lain seperti sumatera dan bali. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya
karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, sering kali bilahnya
berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor, yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai
bilah. Keris adalah sejenis senjata tajam
yang memiliki tempat terhormat dalam masyarakat Jawa. Ia tidak hanya berfungsi
sebagai senjata, namun juga sebagai perlengkapan busana, simbol status, pemberi
kewibawaan, dan sebagai perlengkapan dalam upacara adat. Masyakarat
jawa juga percaya bahwa keris mempunyai kekuatana magis dan kesaktrian.
Saat ini keris lebih banyak menjadi
perlengkapan pada upacara atau koleksi. Banyak juga keris tiruan yang biasa
dipakai pada acara pernikahan atau acara-acara lainnya.
Demikianlah 10 senjata tradisional asli
Indonesia yang paling popular. Jika ada masukan atau komentar silakan isi kolom
dibawah ya.
Comments
Post a Comment